Kekurangan vitamin atau zat gizi mikro menjadi salah satu persoalan penting. Padahal, selain melindungi tubuh dari penyakit berat seperti jantung, vitamin mampu meningkatkan kualitas hidup kita.
Satu-satunya alasan yang kerap dikemukakan pakar kesehatan mengapa kita butuh tambahan beragam vitamin atau multivitamin adalah ketidakmampuan tubuh memproduksi bahan-bahan ini. Karena itu, tambahan makanan (suplemen) tidak hanya berlaku bagi mereka yang sedang sakit untuk membantu mempercepat pemulihan, melainkan juga baik bagi yang sehat.
Yang menjadi persoalan adalah bagaimana mendapatkan vitamin itu dengan cara mudah dan efektif. Bila Idrus Jus’at, Ph.D, ahli gizi dari Universitas Indonusa Esa Unggul menyarankan agar konsumsi vitamin lebih baik diapat dari bahan alami, ahli gizi lain, Dr. Samuel Oetoro, MD, menyarankan penggunaan suplemen.
“Kalau ingin vitamin yang alami konsumsinya harus banyak. Sekarang ini kebutuhan yang memadai untuk tubuh setidaknya harus mencapai 10 jenis, 10 warna dengan 10 macam,” ujar Dr. Samuel.
Siapa sanggup makan sayur dan buah (sumber vitamin alami) dalam porsi banyak setiap kali makan?
Minimalkan Stroke
Kekurangan vitamin memang menjadi masalah besar saat ini. Di satu sisi, konsumsi buah dan sayur tidak sesuai kebutuhan. Lalu, cara mengolah atau mempersiapkan makanan membuat vitaminnya rusak atau berkurang. Hambatan juga bisa datang dari ketidakmampuan tubuh dalam menyerap vitamin dari bahan alami.
Di pihak lain, suplemen yang beredar di pasaran terhitung tidak murah untuk kantong sebagian masyarakat kita. Ditambah lagi, kebiasaan mengonsumsinya masih terhitung rendah.
Gejala seperti ini tak hanya terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Di negara maju seperti Amerika Serikat pun demikian. Menurut laporan dari Department of Agriculture’s dietary Guidelines Scientific Advisory Committee pada Agustus 2004, lebih dari separuh warga AS tidak mendapatkan cukup vitamin E, kalsium, serat, dan potasium. Bahkan sebagian besar warga dewasanya kekurangan vitamin A, C, serta magnesium. Coba, bayangkan!
Padahal menurut penelitian para ahli dari The Johns Hopkins University di Baltimore, tahun 2004, para lansia (lanjut usia), yang rajin mengonsumsi vitamin E dan C secara signifikan lebih rendah risikonya menderita alzheimer dibanding yang tidak.
Satu lagi bukti yang semestinya bisa membuat kita gusar. Bukti ini menunjukkan bahwa konsumsi vitamin dan mineral dengan kadar memadai akan memberi efek perlindungan yang cukup berarti.
Satu elemen yang bisa jadi patokan bahwa seseorang berisiko terkena penyakit jantung dan stroke adalah meningginya kadar protein C-reactif. Kadar protein ini akan naik saat dinding arteri mengalami peradangan.
Di Cooper Institute di Dallas, Texas, AS, para ilmuwan meneliti sekitar 87 sukarelawan berusia sekitar 50-an tahun. Mereka diambil darahnya dan setiap hari diberi multivitamin. Enam bulan sesudahnya, tes darah menunjukkan penurunan kadar protein C-reactif secara berarti.
Studi lain yang dilakukan di Harvard University, Boston, tahun 2003 membuktikan pentingnya vitamin dalam melindungi tubuh. Para ilmuwan ini menemukan, dari 83.000 wanita yang diteliti di Nurse’s Health Study, 30 persen lebih rendah risikonya menderita penyakit jantung koroner berkat rajin mengonsumsi vitamin C dosis tinggi.
Konversi Energi
Pentingnya multivitamin ini dijelaskan dengan gamblang oleh Prof. Bruce Ames, Ph.D, dari Children’s Hospital of Oakland Research Institute di Oakland, California, AS.
Dalam sel tubuh terdapat mitokondria (inti sel) yang berfungsi sebagai baterai. Fungsinya mengonversi lemak dan karbohidrat menjadi energi. Proses konversi ini menuntut mitokondria mengambil elektron-elektron dari molekul-molekul oksigen dan menempatkannya di sekeliling sel membentuk rantai dengan molekul-molekul lain.
Dalam keadaan normal, proses ini sangat efisien karena hanya sedikit molekul oksigen yang lepas dan membentuk radikal bebas. Namun, bila beberapa zat gizi berkurang, sesuatu yang buruk akan terjadi.
“Tiba-tiba mitokondria mulai melepaskan molekul oksigen radikal ke dalam sel dan bakal membuat kerusakan di dalamnya,” kata Ames.
Ames melanjutkan, mitokondria butuh beragam multivitamin seperti zinc, besi untuk menciptakan enzim yang diperlukan dalam proses konversi energi. Bila mitokondria mengalami malafungsi, makin banyak oksidan yang bakal terlepas dalam sel. Konsekuensinya tubuh bakal cepat tua.
Kematian mitokondria adalah tanda penting bahwa penuaan sedang terjadi. “Dan salah satu penyebab utama penuaan dini adalah kurangnya gizi dan vitamin,” ujar Ames.
Jadi, melindungi tubuh dari beragam masalah kesehatan dengan multivitamin menjadi hal yang mutlak saat ini. Selain meningkatkan kekebalan tubuh, beragam vitamin ini memiliki multimanfaat guna meningkatkan kualitas hidup keluarga Anda.
Bukan Pengganti Nutrisi Makanan
Meski memberi banyak janji akan manfaatnya, beberapa hal yang perlu diketahui perihal suplemen multivitamin:
- Suplemen tidak menggantikan nutrisi dari makanan. Beberapa vitamin sebaiknya dikonsumsi secara bersamaan seperti vitamin C dan E supaya bekerja optimal.
- Tidak bisa mengompensasi kebiasaan buruk seperti merokok atau kurang olahraga.
- Tidak bisa digunakan untuk mengatasi kelebihan berat badan.
- Klaim bahwa suplemen mampu mengatasi persoalan mental adalah tidak benar. Meski demikian, beberapa vitamin bisa mengembalikan fungsi mental pada mereka yang kehilangan daya ingat.
- Suplemen atau vitamin tidak dapat mengatasi persoalan disfungsi seksual. Tidak ada suplemen yang bisa digunakan untuk afrodisiak.
- Tidak ada suplemen atau multivitamin yang dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit berat seperti kanker, jantung koroner, AIDS, dan diabetes. Yang benar, suplemen membantu memperbaiki kondisi dan menghilangkan gejala seperti nyeri atau peradangan.
sumber: kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar