Kamis, 10 Juni 2010

Seks Berisiko Tinggi Usia 20-29 Tahun

Hingga akhir Maret jumlah kasus HIV/AIDS di Mimika mencapai 2.303 kasus, terdiri atas HIV sebanyak 1.753 kasus dan AIDS sebanyak 550 kasus.

Dalam laporan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Mimika di Timika, Jumat (14/5/2010) selama periode Januari-Maret 2010 disebutkan terjadi penambahan 123 kasus baru yaitu HIV sebanyak 90 kasus dan AIDS 33 kasus.

Temuan kasus baru tersebut berdasarkan laporan sejumlah unit layanan voluntary conseling test (VCT) yaitu terbanyak dari RSMM Timika dan RS Tembagapura, selanjutnya Klinik Reproduksi Malcon PT Freeport, Puskesmas Timika Jaya dan Kwamki Lama serta RSUD Mimika.

Sekretaris KPA Mimika, Reynold Ubra mengatakan pola penularan kasus HIV di Mimika seluruhnya melalui media hubungan seksual dengan kelompok berisiko.

"Laki-laki yang terinfeksi kebanyakan merupakan pelanggan Pekerja Seks Komersial (PSK) dan kelompok usia produktif 20-29 tahun paling rentan tertular HIV," jelas Reynold.

Menurut Reynold, temuan infeksi baru HIV hampir 80 persen dibanding temuan kasus AIDS. Hal itu menandakan perilaku risiko tertular masih tetap tinggi.

"Rata-rata temuan kasus HIV/AIDS per triwulan di Mimika mencapai 90 hingga 130 kasus baru," jelasnya.

Guna menekan laju kasus HIV/AIDS di Mimika, KPA setempat akan memasang 72 dispenser kondom pada 15 lokasi baik pada unit pelayanan kesehatan milik pemerintah maupun klinik swasta di kota Timika.

Dengan semakin banyaknya tersedia dispenser kondom, maka warga setempat lebih mudah mengakses kondom yang dianggap sebagai salah satu alat pencegahan penularan virus HIV saat berhubungan intim.

Selain itu, sejak tahun ajaran mendatang kurikulum HIV/AIDS akan menjadi kurikulum yang wajib diajarkan di sekolah-sekolah setempat mulai tingkat SD hingga SMA.

Saat ini tim dari Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah Mimika bersama KPA Mimika sedang menyusun kurikulum HIV/AIDS tersebut.

Sementara itu pada Jumat siang berlangsung workshop penanggulangan HIV/AIDS di Mimika yang diikuti para pekerja pers dan kelompok kunci seperti PSK dan relawan AIDS di Mimika.

Kabid Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Mimika, Saiful Taqin mengatakan kegiatan tersebut dilakukan untuk menyatukan pemahaman pekerja pers dengan populasi kunci dalam menekan laju kasus HIV/AIDS di Mimika.

Menurut Taqin, pemberitaan media massa yang tidak akurat, diskriminatif justru memberikan stigma buruk bagi para PSK, terutama mereka yang terinfeksi.

"Media massa memegang peranan penting dalam mengubah pandangan masyarakat terhadap kasus ini maupun terhadap ODHA melalui pemberitaan yang tidak menakutkan," harapnya.

Tidak ada komentar: